Memorial Saddam Hussein Dieksekusi Gantung

Presiden Irak Saddam Hussein, adalah momok untuk AS. Kepemimpinannyan di antara negara Timur Tengah, dan dikhawatirkan dapat mengahancurkan hegemoni kekuasaan Amerika Serikat di kawasan yang kaya minyak itu. Siapapun Presidennya, Washington selalu berupaya menjatuhkan Saddam Hussein dari kursi orang nomor satu di Irak.

Memorial Saddam Hussein Dieksekusi Gantung

Saddam Hussein melakukan kesalahan dengan menyerang negera tetangganya yang menjadi sekutu Amerika Serikat, yaitu Kuwait. Kemudian hal tersebut menyulut campur tangan negera Amerika tersebut. Dan tanpa banyak basa-basi, AS pun memerintahkan pasukannya membombardir Baghdad. Meski tidak bisa menggulingkan kekuasaan Saddam, setidaknya AS mampu mengukur kekuatan militer Irak saat itu.

Pada tahun 2003 dan berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan senjata kimia juga biologi pemusnah massal Amerika Serikat bersama sekutunya menyerang Irak. Dalam waktu beberapa hari saja kemudian Irak berhasil dikuasai. Jumlah tentara Irak cukup banyak juga ditambah bersama armada persenjataannya yang besar itu tidak bisa semuanya digunakan, dikarenakan banyaknya kendala. Irak takluk. Saddam Hussein dan keluarganya pun menjadi buronan.

Didalam pelariannya Saddam Hussein seperti menghitung hari. Dua anak juga satu cucunya meninggal di tangan pasukan khusus Amerika Serikat,  Desember 2003 giliran persembunyian Saddam Husein digeruduk pasukan AS. Lalu Saddam ditangkap tanpa ada satu pun pengawal di sebelahnya. Saddam kemudian menjalani masa penahanan bersama menjalani persidangan atas kasus kejahatan kemanusiaan semasa dirinya menjabat menjadi Pesiden Irak.

Dan seperti sudah diperkirakan pengadilan digelar Pemerintah Sementara menjatuhkan hukuman gantung Saddam Hussein. Kemudian eksekusi dilakukan setelah aju banding pengacara Saddam Hussein ditolak Mahkamah Agung negera tersebut. Bertepatan pada hari Idul Adha tahun 2006, Saddam menjalani hukuman gantung.

Meninggalnya Saddam Hussein di tiang gantungan, kemudian disambut gembira oleh Israel, yang menganggap Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein sebagai musuh terbesarnya. Negera kecil menjadi sekutu abadi AS tersebut, sering dihantam rudal Irak. Dan sebaliknya dilakukan oleh Libya, saat itu dipimpin oleh Moammar Khadafy. Negera kecil yang kaya minyak di Afrika Utara tersebut memerintahkan seluruh rakyatnya agar mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari, untuk menghormati kematian orang dianggap sebagai pahlawan bagi bangsa Arab Timur Tengah itu.