Kehilangan Bisa Menimbulkan Stres Bahkan Sampai Depresi

Pada Akhirnya Kita Hanya Bisa Bergantung Dan Berharap Pada Diri Kita Sendiri

Menurut sebuah penelitian, wanita lebih berpotensi mengalami depresi dibanding pria. Dan ini masuk akal. Karena wanita sebagai makhluk perasa, mereka cenderung lebih sensitif dengan keadaan. Sehingga insting wanita kuat. Tapi dibalik itu semua, wanita cenderung menjadi seseorang yang pemikir. Sehingga semua yang dia rasakan, dia simpan sendiri. Dan akhirnya menumpuk dan membuatnya depresi. Selain itu, rasa kehilangan juga bisa menjadi penyebab utama depresi seseorang.

Kehilangan Bisa Menimbulkan Stres Bahkan Sampai Depresi

Sepertinya semua orang pernah merasa kehilangan orang. Tapi bagaimana jika di beberapa tahun belakang anda kehilangan orang terpenting dalam hidupmu, dan itu berlangsung setiap tahunnya. Saya sendiri pun merasakan kehilangan yang sangat banyak, sepanjang hidup saya 25 tahun. Mulai dari paling pertama kehilangan ayah, dan itu adalah duka paling dalam. Orang terdekat. Dan bisa di bilang di keluarga saya dan ayah saya paling dekat. Sampai dibilang anak kesayangan papa. Lalu tiba-tiba papa meninggal, itu rasanya seperti hilang arah.

Seperti berada di satu kapal, yang tidak ada nakodanya. Jadi hanya ikut kemana angin dan arus membawa kapal tersebut. Dan rasa lost itu saya rasakan sampai saya kuliah. Saya jadi tidak tahu saya harus kemana, apa keinginanku. Karena saya kehilangan mentor saya, guru saya. Dan saat ayah meninggal pun semua menjadi 180 derajat berubah. Semua kakakku fokus pada urusan mereka masing-masing dan mama berjuang sendiri mencari nafkah untuk kita 4 anak-anaknya. Dan itu bukan hal yang mudah.

Sehingga saya sendiri pun di usia masih SD saat ditinggal ayah, saya harus mencari jalanku sendiri tanpa mentor lagi. Sehingga, bisa dibilang setengah hidup saya lebih banyak dengan teman. Karena saat semua mulai sibuk dengan urusan masing-masing, saya pun mencari jalanku sendiri. Sehingga saya lebih dekat dengan teman dibanding keluarga. Dan mulai terjerumus di hal negatif, bahkan sampai hampir mati overdosis saat SMA. Dan itu bukan perjalanan yang singkat bagiku. Itu menjadi pelajaran bagiku. Barulah kusadari, rasa kehilangan bisa berdampak besar bagi hidup seseorang dan banyak orang.