Kecelakaan Maut kembali terjadi pada perlintasan jalur kereta api di Bosih, Cibitung, Bekasi, Sabtu (21/12). Daihatsu Siagra plat B 1778 FZI hancur dihantam KA Parahyangan saat melintas ke arah Jakarta.
Beberapa saksi pada pintu perlintasan Cibitung mengatakan, korban meninggal ditempat pada kejadian tabrakan maut antara Kereta Api Parahyangan melawan sebuah mobil, sempat terpental. 6 korban terpental keluar dari mobil, dan seorang korban sopir terjepit di dalam mobil tersebut.
“Kalau untuk 6 korbannya terpental keluar dari dalam mobil, sedangkan sopirnya terjepit di dalam mobil,” ucap Doyok (35), seorang saksi kejadian, Minggu (22/12).
“6 orang yang menjadi korban tewas tersebut ditemui pada lokasi kejauhan yang berbeda. 3 orang seorang anak kecil, 1 wanita, 1 pria terpental lebih dengan jarak lima meter dari lokasi.”Imbuh Doyok.
3 korban tersebut berada di pinggir rel dekat pos penjaga palang perlintasan kereta api, lalu seorang pengemudi mobil itu masih berada di dalam mobil dengan luka parah di seluruh tubuh. Kondisi mobil ringsek parah seusai ditabrak kereta api, mobil terseret dari tegah jalur perlintasan tersebut.
Doyok yang berprofesi sebagai seorang pengemudi ojek itu sempat ikut membantu melakukan penyelamatan ketujuh jenazah tersebut.
Tujuh korban meninggal akibat tertabrak Kereta Api Argo Parahyangan adalah rombongan yang baru saja pulang dari menjenguk anggota keluarganya yang sedang sakit.
“Habis ke rumah saya nengokin saya, saya kan sedang sakit,” kata Firman saat berada di rumah duka, Jakarta Timur, Minggu (22/12).
Firman sempat mencegah para korban supaya tidak pulang, ia khawatir dengan kondisi jalanan.
Seusai kunjungan tersebut antara jam 22.00 WIB, Firman mendapat berita kecelakaan di Cibitung melewati sosial media. Foto mobil yang dilihat tampak mirip dengan mobil keluarganya.
“Saya lihat KTP betul namanya, langsung saja saya suruh istri saya ke RS Cibitung,” ucap Firman. Tujuh korban kecelakaan itu akan dibawa ke rumah duka di daerah Matraman Jakarta Timur.
Ketujuh korban itu adalah, Santi (30), Watinah (50), Yanto, Didit(12), Bahrudin (51, pengemudi mobil), Yanda (32) dan Syarufudin (49).